Pernah Gagal Berkali-kali, Febri Sukses Jalankan Bisnis Tas Kulit Bermotif Batik
Fashion.Highlight.ID – Produk-produk berbahan kulit sangat diminati oleh masyarakat karena biasanya awet dipakai hingga bertahun-tahun. Salah satu produk berbahan kulit yang banyak dicari yakni tas. Bagi Z. Febri Purnomo Puspo, Pemilik Berliano, tas kulit menjadi lahan bisnis yang menguntungkan. Namun Febri tak semata berjualan tas kulit semata.
Melalui produk tas kulit yang dijualnya, Febri sekaligus ikut melestarikan budaya bangsa Indonesia. Pasalnya, Berliano menampilkan motif batik khas Indonesia pada setiap produknya. Berliano pun dikenal sebagai pionir tas kulit bermotifkan batik dengan desain yang bervariasi.
Meski sekarang sudah terbilang sukses, Febri mengaku pernah mengalami sejumlah kegagalan terutama di awal ia menjalankan bisnisnya. Berkat tekad dan upaya yang keras, Febri akhirnya mampu membuat Berliano digemari oleh masyarakat. Febri mengungkapkan beberapa kiat agat bisnisnya terus maju dan berkembang.
Baca Juga:
Berliano, Merek Tas Bermotif Batik Lestarikan Budaya Bangsa
Kualitas Produk
Menurut Febri, Berliano mempunyai 4 kunci yang menjadi pegangan dalam setiap operasionalnya. “Berliano selalu menerapkan produk yang high value, membikin produk dengan kualitas sebaik-baiknya dengan harga yang terjangkau. Kenapa bisa seperti itu? Karena kita membikin bahan baku sendiri, diolah sendiri dari mentah, kemudian kita jahit sendiri, kita jual sendiri,” jelas Febri kepada Fashion.Highlight.ID.
Dengan memproduksi sendiri dari hulu ke hilir, Berliano bisa menekan harga. Kulit yang diolah mempunyai sejumlah karakeristik khusus, yakni bagus untuk dibuat motif batik, kuat, anti gores, tidak mudah mengelupas, ringan, warna yang cemerlang.
Produk ‘Langka’
“Kita setting Berliano itu langka. Langka bukan berarti susah untuk diakses tapi dalam artian yang menyediakan barang seperti Berliano itu tidak banyak. Bahkan saat ini, Berliano sebagai pelopor, kita bermain sendiri di motif batik ini,” jelas dia.
Febri menerangkan bahwa ada beberapa pihak yang berusaha mengikuti Berliano. Tapi Berliano lebih unggul karena menjadi pionir di ceruk pasar tas kulit bermotifkan batik.
Baca Juga:
RACESPOT, Merek Desainer Lisa Fitria untuk Pencinta Otomotif
Tak Mudah Ditiru
“Kita memakai teknologi mesin-mesin yang kita punya. Dari segi kulit, motif-motif yang kita keluarkan, akan susah ditiru sehingga Berliano selalu membikin model-model yang rumit,” kata Febri.
“Setiap minggu, bahkan setiap 2 hari sekali kita bikin pola untuk produk baru. Untuk investasi kita,’ ia menambahkan.
Tak Tergantikan
Banyaknya peminat membuat produk-produk Berliano laris terjual. Pelanggan rela menunggu produk-produk yang dikeluarkan Berliano. “Rela menunggu Berliano bikin lagi daripada dia harus beli ke tempat yang lain,” ujarnya.
Proses Produksi
Berliano mengolah kulit sapi mentah yang diolah menjadi bahan baku. Kulit tersebut dikumpulkan sebanyak-banyaknya terutama ketika masa Idul Adha. “Kemudian nanti kulit itu kita awetkan dalam bentuk wet blue. Wet blue itu termasuk salah satu teknik penyamakan kulit. Ketika kulit itu wet blue, kulit itu sudah awet, tersamak, tidak akan termakan bakteri walaupun disimpan selama puluhan tahun,” Febri menerangkan.
Proses selanjutnya retaining, yakni pemberian warna, kekencangan, kelenturan, kelemasan, dan ketebalan kulit. “Yang terakhir proses finishing untuk mempercantik penampilan, menutupi catat. Jadi, yang kita pakai kulit sapi asli,” ucap Febri.
Setelah proses finishing, tahapan selanjutnya yakni pemberian motif batik pada lembaran kulit sebelum kulit tersebut dipotong menjadi beberapa bagian. Lalu, kulit yang sudah dipotong-potong dijahit sesuai dengan desain atau model yang sudah disiapkan.
Selama ini, Berliano menggunakan media sosial seperti grup-grup Facebook sebagai kanal penjualan. Selain itu, Febri berharap dapat memanfaatkan kanal marketplace terutama Shopee. “Jadi, Berliano nanti kayak supermarket kulit, apa aja produk kulit di sana ada mulai yang terkecil seperti bungkus korek api sampai tas.”
Saat ini, Febri juga mengembangkan wisata kuliner dengan tempat yang bernuansa Jogja yang letaknya berada tepat di seberang toko Berliano. Dengan demikian, keberadaan wisata kuliner dapat mendukung galeri maupun sebaliknya.