Cerita pengalaman kisah Wenni Fhanza berbisnis fashion muslim konveksi Depok

Bermula Dari Dropshipper, Wenni Fhanza Kini Punya Bisnis Konveksi Sendiri

Fashion.Highlight.ID – Kelahiran anak perempuan kedua Wenni Fhanza membuatnya harus fokus pada mengurusi anak dan rumah tangga. Ia pun harus melepaskan pekerjaan di salah satu perusahaan multinasional terbesar yang bergerak di bidang fast moving consumer foods (FMGC) di Indonesia.

“Kemudian saya menyadari bahwa saya sebagai orang yang memang pada dasarnya tidak suka berdiam diri dan do nothing akhirnya terpikirkan untuk bagaimana mengoptimalkan waktu yang ada dan tetap produktif,” ungkap perempuan yang biasa disapa Wenni kepada Fashion.Highlight.ID. “Saya paham bahwa ketidaksengajaan yang selalu konstan terjadi dari waktu ke waktu artinya adalah jalan yang dibukakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala,” sambungnya.

Mulai Jualan Online

Smartphone Blackberry yang pernah populer di Indonesia mendorong Wenni untuk berjualan online. Ia memanfaatkan fitur yang ada di Blackberry seperti group chat yang menjadi cikal bakal online shop. “Ketika itu, saya akhirnya mencoba berjualan online dengan bermodalkan foto produk. Saya broadcast di group tersebut dan ternyata mendapatkan sambutan yang cukup baik. Saya menjual barang-barang yang dibuat oleh produsen lain dan fokus hanya menjadi dropshipper saja,” kata lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi di salah satu kampus swasta di Jakarta ini.

Baca Juga:
Kiat Membangun Bisnis Fashion Agar Terus Eksis & Maju

Cerita pengalaman kisah Wenni Fhanza berbisnis fashion muslim konveksi Depok
Wenni Fhanza | Foto: Dok. Pribadi

“Namun setelah berjalan beberapa lama, ternyata model ini cukup berisiko di mana sering terjadi kualitas barang yang sampai ke tangan konsumen tidak terlalu baik. Dengan terpaksa, saya harus melakukan refund pembelian demi menjaga nama baik pribadi. Setelah beberapa waktu saya kemudian meninggalkan model bisnis ini.”

“Setelah saya melihat adanya risiko di sisi konsumen dalam proses penjualan dropshipper tersebut, maka saya akhirnya beralih menjadi reseller. Akhirnya, saya banyak bertemu, berdiskusi, dan belajar dari banyak senior yang telah lebih dulu berkecimpung di dunia online sales khususnya di bisnis hijab,” jelas Wenni.

“Saya membeli barang secara langsung namun di-drop di rumah terlebih dahulu. Kemudian dilakukan QA (quality assurance) dan QC (quality control) yang sangat ketat. Namun ternyata ada handicap yang menjadi risiko yang kurang lebih sama dari proses penjualan dengan model reseller atau model bisnis sebelumnya. Karena seringkali, foto dan barang tidak sesuai dengan hasil yang diterima oleh saya. Ini kembali akan menjadi risiko bagi saya di mata konsumen,” Wenni menambahkan.

Setelah berjalan sekian lama, ia melihat bahwa barang-barang jualannya banyak yang menumpuk di rumah. Kualitasnya pun di bawah ekspektasi Wenni. Hal itu membuat Wenni harus berpikir keras bagaimana agar bisnisnya dapat terus eksis dan berjalan dalam jangka waktu lama.

Baca Juga:
Vanilla Hijab Rilis Signature Raya Collection & Raya Hijab Collection

Cerita pengalaman kisah Wenni Fhanza berbisnis fashion muslim konveksi Depok
Ilustrasi | Foto: Dok. Fhanza

Kepopuleran Blackberry yang mulai meredup diiringi dengan kemunculan WhatsApp. “Saya berpikir cukup panjang dan matang dan akhirnya merasa mantap maka saya memutuskan untuk melakukan direct selling. Saya hunting barang-barang berkualitas bagus kemudian melakukan penjualan sendiri langsung melalui Blackberry Chat Group, WhatsApp, dan Facebook yang mulai popular digunakan sebagai metode berjualan online.”

Wenni pun hunting barang-barang dengan mengunjungi langsung sejumlah pertokoan besar dan berinteraksi langsung dengan para owner online shop. Ia memilih sendiri berbagai produk yang ingin dijualnya. “Hal ini berjalan hampir 2 tahun hingga akhirnya ilham untuk membesarkan ini secara lebih masif mulai terpikirkan dengan kuat,” papar dia.

Membangun Brand

“Berawal dari kesukaan saya berimajinasi dan berkreasi dan menggambar seadanya, saya akhirnya memutuskan untuk membuat brand sendiri dan bekerja sama dengan konveksi rumahan yang telah terbiasa membuat baju, hijab, dan lainnya. Berjalan sangat baik pada awalnya, lalu perlahan tapi pasti service dan quality dari konveksi tersebut menurun karena banyaknya orderan dari banyak pihak selain milik saya sendiri. Kemudian akhirnya saya memutuskan untuk membuat langkah berani dengan membuat in-house konveksi,” ungkapnya.

Adapun brand milik Wenni terdiri dari Orchidee Store, Fhanzaworks, dan Fhanzaproject. “Akhirnya proses end to end Fhanza ada di satu atap yang sama, di bawah kendali saya secara langsung sehingga menghilangkan dependable factors yang seringkali menjadikan reputation risk yang dalam jangka panjang akan merugikan Fhanza secara keseluruhan. Dari mulai mencari model, mencari bahan, desain, produksi, pemotretan, hingga penjualan melalui website, Instagram, Facebook, di dalam kendali saya sendiri.”

Baca Juga:
Berkolaborasi Wujudkan Indonesia Sebagai Trendsetter Fashion Muslim Dunia

Wenni menyadari bahwa semakin besar upaya yang dilakukan maka semakin kompleks pula permasalahan yang ia hadapi. Namun demikian, ia merasa sangat bersyukur bisnisnya bisa berjalan lancar hingga kini. Wanita kelahiran Jakarta ini juga menjalankan bisnis CMT di mana Fhanzaworks menjadi rekanan penjahit bagi merek-merek lainnya yang sudah lebih dulu terkenal.

Upaya Wenni ternyata tak berhenti sampai di situ. Ia menyulap garasi menjadi ruangan 3m x 6m yang cukup untuk memuat 1 mesin jahit, 1 mesin obras, 1 mesin lubang kancing mini dan 1 mesin over-deck. Banyak ‘drama’ yang harus dihadapinya terkait dengan pencarian tukang pola, penjahit, pegawai finishing, dan juga tenaga admin, pengelolaan sumber daya manusia, dan stock management. Lalu Wenni mulai mengaktifkan survival mode agar bisnisnya terus berkembang.

Wenni menerangkan, “Dilanjutkan dengan proses belajar untuk mengaktifkan media sosial, digital marketing, dan juga strategi penjualan langsung, mengoptimalkan pameran, dan lainnya. Alhamdulillah perlahan tapi pasti berlanjut terus menerus dan perkembangan mulai membuahkan hasil. Alhamdulillah. Niat yang selalu saya tanamkan sangat sederhana yaitu FHANZA ini harus dapat menjadi jalan rezeki bagi para pekerja dan keluarga yang mereka topang.”

“Alhamdulillah dengan niatan tersebut membuat saya selalu bersemangat dan kuat menghadapi badai cobaan apapun. Barakallah,” Wenni mengungkapkan rasa syukurnya.